Bermula dari kegalauan hati Sang Prabu
Nagapercona mengenai pendamping hidupnya. Sang Prabu cemburu dengan
rakyatnya yang bersenda gurau dengan istri-istri mereka. Dipanggilah
Patih Sekipu dan Sang Prabu Nagapercona membabarkan isi hatinya dan
mengatakan bahwa ia ingin meminang Dewi Supraba. Patih Sekipu
menyarankan untuk meminta bantuan dari Emban Sekarlaras karena dikenal
banyak akalnya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFMOv3mbc309C4SBcckE6lCNcqXHeQrVCppCyl0sl4mj0zezQEmb20zqSDUO8RofX6DoWm69nkFbsfOdl5OKm5SWkcPHKEwyRV3YCWyOF2Ld76dEt9tWfDz7daoUSGj8c2r7MuVl9qK2LK/s1600/oo.jpg)
Emban Sekarlaras pun tiba di Suralaya
dan dihadang oleh para dewa. Walaupun Emban Sekarlaras telah menerangkan
siapa dirinya dan meminta dipertemukan dengan Batara Guru namun para
dewa penjaga tidak mengindahkan dan mengusir Emban Sekarlaras.
Pertarungan pun tak dapat dihindari. Dengan kesaktian yang dimiliki
Emban Sekarlaras, para dewa pun tidak berkutik melawannya. Akhirnya
Batara Bayu turun tangan dan mengerahkan angin topan yang menerbangkan
tubuh Emban Sekarlaras hingga jatuh ke bumi.
Di Gilingwesi, Prabu Nagapercona dan
Patihnya membahas kemungkinan yang mungkin terjadi. Tiba-tiba seorang
hulubalang melaporkan bahwa Emban Sekarlaras jatuh dari langit. Raja
Gilingwesi dan Patih Sekipu segera mencarinya dan ternyata Sekarlaras
hanya pingsan. Tidak lama kemudian Sekarlaras siuman dan menceritakan
peristiwa yang dialami dan dari muka Prabu tampak api murka karena
penghinaan para dewa. Segera Sang Patih disuruh menyiapkan tentara
raksasa pilihan dan berangkatlah mereka ke Jonggringsalaka. Setiba di
Repat Kepanasan, pasukana raksasa dari Gilingwesi dihentikan oleh para
dewa.
Patih Sekipu meminta dipertemukan dengan
Batara Guru, namun Batara Bayu menolak dan panas hatilah Patih Sekipu
dan diseranglah para dewa yang sedang menjaga Repat Kepanasan. Korban di
kedua belah pihak tidak bisa dihindari, lama kelamaan pasukan para dewa
semakin lemah dan tidak kuat membendung kekuatan raksasa Gilingwesi.
Dan mundurlah pasukan dewa pimpinan Dewa Bayu menuju Selamanangkep. Dan
bersembunyi di dalam benteng kokoh.
Mundurnya pasukan Batara Bayu dilaporkan
ke Batara Guru oleh Batara Narada. Batara Guru memerintahkan supaya
Batara Narada turun ke mayapada untuk memberikan sejata Konta kepada
Arjuna yang ditugaskan oleh Raden Bratasena untuk mencari senjata yang
dapat memotong tali pusar Jabang Tutuka.
0 komentar:
Posting Komentar